KHUTBAH IDUL ADHA, IQRA!: MEMBACA NILAI PENDIDIKAN DALAM KISAH NABI IBRAHIM

الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّالله ُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ  اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْدُ فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا الله َحَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul di hari yang penuh berkah ini, Idul Adha. Hari di mana kita memperingati kemenangan iman dan ketakwaan, mengingat keteladanan Nabi Ibrahim AS dan keikhlasan Nabi Ismail AS. Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita semua sebagai umatnya yang setia mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

Jama’ah Idul Adha yang Dirahmati Allah,

Hari ini, kita merayakan Idul Adha, hari yang penuh dengan pelajaran tentang pengorbanan, ketakwaan, dan keikhlasan. Nilai-nilai ini tergambar jelas dalam kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, yang telah diabadikan dalam Al-Qur’an. Nabi Ibrahim AS, seorang hamba yang sangat taat kepada Allah SWT, menerima perintah yang sangat berat untuk menyembelih putranya yang dicintainya, Nabi Ismail AS. Ini adalah ujian ketakwaan dan kepatuhan yang paling luar biasa.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

Perintah “iqra” atau membaca, yang merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, sebagai komando pertama umat islam, memiliki relevansi yang sangat mendalam dalam kehidupan kita. Meskipun perintah ini ditujukan kepada seorang Nabi yang dikenal tidak bisa membaca atau menulis, makna dari “iqra” jauh melampaui sekadar aktivitas membaca teks tertulis. Perintah ini mengandung filosofi mendalam yang membimbing umat manusia dalam menjalani kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Jama’ah yang Dimuliakan Allah,

Secara bahasa, kata “iqra” berasal dari kata “qara’a” yang berarti “menghimpun”. Ini menunjukkan bahwa membaca dalam konteks “iqra” tidak hanya merujuk pada teks tertulis, tetapi juga mengumpulkan informasi, pengetahuan, dan hikmah dari berbagai sumber.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

Jama’ah yang Berbahagia,

Perintah “iqra” juga menekankan pentingnya pendidikan dan pencarian ilmu sebagai fondasi utama dalam kehidupan kita. Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS adalah contoh teladan bagaimana ilmu dan pemahaman mendalam terhadap ajaran Allah dapat membentuk pribadi yang kuat dan penuh ketakwaan. Dengan ilmu, kita bisa memahami hukum-hukum Allah, memperbaiki kualitas hidup, dan berkontribusi positif bagi kemajuan peradaban.

Dalam konteks pendidikan Islam, perintah “iqra” memiliki relevansi yang sangat besar. Pendidikan Islam tidak hanya tentang membaca teks-teks keagamaan, tetapi juga tentang memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan dalam Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Al-Qur’an sendiri menyebutkan banyak ayat yang mendorong umat manusia untuk menggunakan akalnya, mengamati alam semesta, dan belajar dari pengalaman hidup. Nabi Ibrahim AS adalah contoh yang sempurna dari seorang yang selalu mencari pengetahuan dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

Dengan perintah Iqra’ ini, marilah kita reguk hikmah dalam kisah Nabi Ibrahim A.s sebagai berikut:

Pelajaran-pelajaran penting dari pendidikan Islam ala Nabi Ibrahim AS. Sebagai salah satu Nabi ulul azmi, Nabi Ibrahim AS memberikan banyak teladan yang patut kita renungkan dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal pendidikan dan pengasuhan anak.

  1. Tauhid sebagai Landasan Utama

Pelajaran pertama yang dapat kita ambil dari Nabi Ibrahim AS adalah pentingnya tauhid atau keesaan Allah SWT sebagai landasan utama pendidikan. Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai bapak monoteisme, yang dengan tegas menolak segala bentuk penyembahan berhala. Dalam QS. Al-An’am ayat 79, beliau berkata:

اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ

“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (kepada kebenaran), dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”

Dari sini kita belajar bahwa pendidikan tauhid harus menjadi pondasi utama dalam mendidik anak-anak kita. Dengan menanamkan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT sejak dini, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kokoh dan tidak mudah tergoyahkan oleh godaan dunia.

  1. Keteladanan dalam Ketaatan

Pelajaran kedua adalah keteladanan dalam ketaatan. Nabi Ibrahim AS selalu menunjukkan ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT. Salah satu kisah yang sangat menginspirasi adalah perintah Allah kepada beliau untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Meskipun perintah tersebut sangat berat, baik bagi seorang ayah maupun anak, keduanya tetap patuh dan taat kepada Allah. Hal ini tercermin dalam QS. Ash-Shaffat ayat 102:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” Aāffāt [37]:102

Dari kisah ini, kita belajar bahwa ketaatan kepada Allah harus dijalankan dengan penuh keikhlasan, meskipun terkadang terasa berat. Keteladanan dalam ketaatan ini harus kita tunjukkan kepada anak-anak kita, agar mereka pun tumbuh menjadi individu yang taat dan sabar dalam menjalankan perintah Allah.

  1. Pendidikan dengan Cinta dan Kasih Sayang

Pelajaran ketiga adalah pentingnya pendidikan dengan cinta dan kasih sayang. Nabi Ibrahim AS selalu menunjukkan kasih sayang yang tulus kepada keluarganya. Saat harus meninggalkan istrinya Hajar dan putranya Ismail di padang pasir yang tandus, beliau tetap berdoa kepada Allah agar mereka dilindungi dan diberi rezeki. Dalam QS. Ibrahim ayat 37, beliau berdoa:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur. Ibrāhīm [14]:37

Dari sini kita belajar bahwa dalam mendidik anak, kasih sayang dan doa yang tulus sangatlah penting. Dengan cinta dan kasih sayang, anak-anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk berkembang menjadi pribadi yang baik dan bertakwa.

  1. Kesabaran dalam Menghadapi Ujian

Pelajaran keempat adalah kesabaran dalam menghadapi ujian. Nabi Ibrahim AS mengalami berbagai ujian yang sangat berat, mulai dari diusir oleh kaumnya hingga dilempar ke dalam api. Namun, beliau selalu bersabar dan bertawakal kepada Allah. Kesabaran ini juga ditunjukkan oleh istrinya, Hajar, yang dengan sabar mencari air di padang pasir hingga akhirnya muncul mata air Zamzam.

Kita diajarkan bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan yang harus kita hadapi dengan sabar dan tawakal. Pendidikan yang baik harus menanamkan nilai-nilai kesabaran kepada anak-anak kita, sehingga mereka mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan tegar.

Demikianlah beberapa pelajaran penting dari pendidikan Islam ala Nabi Ibrahim AS. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah beliau dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mendidik generasi penerus kita. Dengan menanamkan nilai-nilai tauhid, ketaatan, kasih sayang, dan kesabaran, kita berharap anak-anak kita akan tumbuh menjadi pribadi yang shalih dan shalihah, serta membawa keberkahan bagi keluarga, masyarakat, dan umat.

Marilah kita senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan dan hikmah dalam menjalankan tugas sebagai Insan yang menghamba kepada Allah seperti layaknya Ibrahim A.s

 

 

 

 

Khutbah Kedua

الصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ
اَمَّا بَعْدُ
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللَّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَانَا وَأَهْلِنَا وَمَالِنَا، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا، وآمِنْ رَوْعَاتِنَا، اللَّهُمَّ احْفَظْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا، ومِنْ خَلْفِنَا، وَعَنْ يَمِيْنِنَا، وَعَنْ شِمَالِنَا، وَمِنْ تَحْتِنَا، وَمِنْ فَوْقِنَا، وَ نَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنَا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، وَالجُنُوْنِ، وَالْجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأَسْقَامِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّاْلإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَصْلِحْ وُلاَةَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ

رَبَنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكِ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd/ Alumni Gontor Smart Generation 2014
Link Download

 

Sharing is caring

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *