Coba dengarkan dan renungkan lagu religi berjudul “kembalilah.” Lagu ini ditulis langsung oleh Kyai Hasan Abdullah Hasan pada tahun 2020. Tepat di mana dunia dilanda satu musibah bernama covid-19.
Terkait hukum musik, Guru Besar Tafsir Al-Azhar, Muhammad Salim mengatakan bahwa ia tidak mutlak haram. Baginya musik merupakan satu dari banyaknya perantara yang dapat “membantu” ketidakmampuan bahasa untuk “menyetuh” hati seseorang. (Penjelasan lengkapnya di https://www.youtube.com/watch?v=caa6efs53-g)
Maklum adanya, manusia bukan hanya kumpulan jasad namun ruh. Sebagaimana jasad yang perlu diperhatikan, ruh juga butuh sebuah asupan. Musik merupakan satu perantara tersadarkannya hati seseorang. Dengan catatan isinya mengajak kebaikan seperti mengingatkan akhirat juga Sang Pencipta.
Inilah yang dilakukan Kyai Hasan Abdullah Sahal. Di samping pengobatan fisik oleh tenaga Medis kala Covid, Kyai Gontor itu melakukan sebuah “imunisasi hati”. Beliau hendak menggedor hati yang tertutup akan syukur, sekaligus menjernihkan jiwa yang berkarat akibat lupa mengingat.
Lagu “Kembalilah” adalah obat racikannya. Komposisinya lansung diambil dari al-Qur’an, yaitu ayat “fafirrū ilallāh” kembalilah pada Allah (Qs. 51: 50). Obat ini ditujukan untuk mereka yang terkena penyakit lupa syukur, tidak malu akan dosa juga enggan bertaubat.
Penyakit pertama dipesankan diawal lagu. “Berlimpah sungguh nikmat yang kita terima, semua terhampar indah tak satupun cela.” Pak Hasan (begitu sapaan akrabnya) seakan berpesan: sadari dan insyafilah nikmat yang sangat melimpah, kemudian bersyukurlah. Sebab kufur nikmat dapat menjadi penyebab datangnya azab Allah. (Qs. 14: 7).
Coba perhatikan sekeliling kita. Berapa banyak manusia yang dengan setumpuk nikmatnya menjadi kufur, sombong dan congkak; Mengira dunia dapat dikuasai dengan harta dan kuasanya.
Selain penyakit kufur nikmat, “Kembalilah” menjadi vaksin untuk mereka yang tak malu akan dosa, atau bahkan justru menampakkannya. “Malulah insan dengan dosa-dosa, semua larangan yang telah kau perbuat”, begitu bait lagu tersebut.
Hari ini tak sedikit mereka yang mempertontonkan dosa-dosanya. Bukan malu dan taubat namun justru senyum dan bangga. Inilah yang dikecam oleh Baginda Nabi. Sebagaimana dalam sabda beliau, kelak umatnya akan dimaafkan atas dosa kecuali mereka yang menampakkan (mujāhirūn).
Jika tim medis menghimbau memakai masker dan berdiam di rumah. Lewat lagu “Kembalilah” Pak Hasan menghimbau sekaligus menyerukan manusia untuk bertaubat, kembali pada Allah; Bertaubat dengan sesegara mungkin (Qs. 3: 133) dan bertaubat dengan sebenar-benar taubat. (Qs. 66: 8).
“Kembalilah wahai manusia, tundukan wajahmu pada yang maha kuasa,” begitu tulis sebagai reff lagu ini. Seruan untuk bertaubat ini sejalan dengan firman Allah “Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung” (Qs. 24: 31)
Pesan lain yang bisa diambil dari lagu “kembalilah”, bahwa covid atau peristiwa lainnya bukanlah sekadar fenomena alam semata. Namun karena ulah tangan manusia yang sombong, enggan bersyukur tidak malu akan dosa bahkan tak mau bertaubat. (Qs. 7: 96)
Kembalilah bukan sekedar lagu, namun juga media berdakwah. Allah berpesan bahwa sebaik-baik perkataan adalah yang menyeru kepada Allah (Qs. 41: 33). Ini juga merupakan bentuk pengingat kepada sesama, sebagaimana tugas seorang santri yaitu menjadi mundzir al-Qaum. (Qs. 9: 122)
Tak perlu berdebat soal hukum lagu. Ini persoalan khilafiyyah. Para ulama telah membahasnya. Banyak persoalan umat yang lebih penting, terlebih kondisi umat manusia yang kian jauh dari nilai-nilai agama.
Nabi berpesan, hati dapat berkarat sebagaimana besi yang berkarat. Kemudian beliau ditanya apa yang dapat mengobatinya, beliau menjawab: membaca al-Quran dan mengingat akhirat.
Tidak menutup kemungkinan, lewat lagu beserta video clip yang menyentuh, seseorang dapat mengingat akhirat bahkan bertaubat. Jika demikian, maka apakah bisa mengatakan semua musik adalah perkataan yang melalaikan (lahw al-Hadits) yang dilarang oleh agama? Tentu tidak. “kembalilah” adalah satu di antaranya.
Simak lagunya di https://youtu.be/4HNCAxn9Bqo?si=T_on8XTy5_ATKrnB
Divisi: Pendidikan
Author: Bana Fatahillah
Sumber referensi: –